Sejarah Tradisi Nasional Potong Jari di Papua

Tradisi Potong Jari

kompihub.com – Tradisi Potong Jari dilakukan suku Dani, Papua. Tradisi tersebut dilakukan jika ada salah satu anggota keluarga yang meninggal dunia. Suku Dani merupakan suku tanah Papua yang mendiami pedalaman wilayah Pegunungan Tengah dan Lembah Baliem. Suku ini terdiri dari dua kelompok etnis, yaitu wita dan waya.

Iki Palek merupakan tradisi memotong jari. Bagi orang-orang awam tentunya tradisi ini terlihat mengerikan, tetapi bagi Suku Dani memiliki makna yang sangat mendalam. Potong jari tersebut dilakukan untuk mengungkapkan kesetiaan dan rasa kehilangan yang mendalam terhadap anggota keluarga yang telah meninggal.

Suku Dani sendiri merupakan suku yang mendiami Lembah Baliem di ketinggian sekitar 1.600 mdpl, dan terletak pada zona stratigrafi gugusan pegunungan tengah Irian Jaya, sebagai hasil dari fenomena proses geologi.

Sejarah Tradisi Potong Jari

Tradisi potong jari adalah ungkapan sedih sanak keluarga bagi Suku Dani. Inilah simbol rasa sakit dan pedih yang mereka rasakan. Lalu mengapa jari tangan yang dipilih? Mengapa tidak memotong bagian tubuh lainnya? Karena dalam Suku Dani jari tangan melambangkan kerukuran, kebersatuan, dan kekuatan dari diri manusia. Alasan lainnya, karena hubungan antar jari tangan itu ibarat keluarga, jika salah satu jari hilang maka akan ada yang kurang, tidak bisa apa-apa.

Penduduknya berprofesi sebagai petani dan diketahui telah memiliki teknologi penggunaan kapak batu, pisau tulang belulang, bamboo, dan tombak saat Suku Dani ditemukan. Keberadaan Suku Dani diketahui dari berbagai penelitian yang dilakukan sekitar tahun 1900-1940. Barulah pada tahun 1983 seorang bernama Richard Archbold pemimpin sebuah ekspedisi, bersentuhan langsung dengan Suku Dani.

Tradisi-tradisi yang dimiliki Suku Dani sangatlah beragam seperti Bakar Batu yakni ritual sebagai tanda rasa syukur dan menyambut kebahagiaan serta atas kelahiran, kerukunan dan kemenangan perang. Tradisi ini hanya dilakukan oleh Mama atau Wanita paruh baya Suku Dani. Diharapkan dengan tradisi ini anggota keluarga yang ditinggalkan juga bisa segera melupakan kesedihan pasca jari tangan sembuh, tidak bersedih terlalu lama atas sepeninggalannya.

Mengerikannya, bukan hanya satu jari, Mama biasanya kehilangan hampir semua jari mereka karena ditinggal oleh hampir semua anggota keluarga, mulai dari anak hingga suami. Tak terbayang sakitnya.

Selain tradisi atas rasa syukur kelahiran, Suku Dani juga memiliki tradisi untuk anggota keluarga yang meninggal yakni Iki Palek atau pemotongan jari.

Selain potong jari, di sini juga terdapat tradisi mengiris kulit telinga sebagai tanda duka para pria Suku Dani. Tak hanya sampai situ, untuk melengkapi momentum duka, biasanya juga diadakan ritual mandi lumpur sebagai lambang jika semua yang hidup pada akhirnya akan kembali ke tanah.