kompihub.com – Atlet Lari asal Indonesia yang mendunia akan dibahas situs terpercaya. Lari menjadi salah satu cabang olahraga dari atletik yang disebut sebagai ibu dari segala olahraga. Lari sprint 100 meter putra bisa dibilang nomor paling bergengsi bukan hanya di cabang atletik tetapi juga di setiap penyelenggaraan Olimpiade.
Di Olimpiade, Indonesia memang belum pernah merebut medali dari nomor ini. Namun sejumlah nama sprinter top Indonesia pernah menjajal ketatnya persaingan di nomor lari 100 meter putra Olimpiade. Tahun depan, manusia tercepat se-Asia Tenggara, Lalu Muhammad Zohri, dipastikan bakal turun di nomor 100 meter Olimpiade Tokyo.
Sebelum Lalu Zohri — pemegang rekor nasional 100 meter (10,03 detik) dan 200 meter (20,81 detik) dan atlet Asia pertama yang memenangi Kejuaraan Dunia Atletik U-20 — ada sejumlah sprinter yang mewakili Indonesia di nomor 100 meter putra Olimpiade.
Indonesia pun punya beberapa pelari andal yang namanya harum di dunia internasional. Berikut enam atlet lari asal Indonesia yang mendunia:
Mohammad Sarengat adalah pelari Indonesia pertama yang meraih medali Asian Games pada 1962. Atlet kelahiran 1939 ini menjadi pelari tercepat di Asia Tenggara pada nomor 100 meter. Nah, rekor Sarengat ini bertahan hingga 25 tahun lamanya atau hingga 1987.
Johannes Edouard Willem “Jootje” Gozal (16 Maret 1936 – 30 April 2020) menjadi sprinter Indonesia pertama yang turun di Olimpiade, tepatnya di Melbourne, Australia, pada 1956. Sayang, saat itu ia langsung tersingkir karena hanya finis di peringkat kelima babak heats (di heat 5) dengan waktu 11,45 detik. Saat itu, hanya dua pelari tercepat di masing-masing heat yang berhak lolos ke perempat final.
Empat tahun berselang, Olimpiade Roma 1960, Jootje Gozal kembali tidak mampu lolos dari fase heats usai finis keempat di heat 8 dengan waktu 10,9 detik. Padahal, karena jumlah atlet lebih banyak, tiga pelari teratas setiap heat akan melaju ke perempat final.
Selanjutnya, ada Mardi Lestari yang lahir pada 1968 silam. Dia pernah masuk semifinal Olimpiade di Seoul, Korea Selatan, pada 1988 silam.
Uniknya, Mardi adalah yang memecahkan rekor Purnomo. Mardi mencapai garis finish dalam waktu 10,20 detik. Sementara itu, untuk jarak 200 meter, rekor Mardi adalah 21,47 detik. Gelar pelari tercepat se-Asia Tenggara ini dipegangnya selama 20 tahun.
Posisi pertama ditempati oleh Lalu Muhammad Zohri yang baru berumur 21 tahun. Zohri, yang berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB), telah berpartisipasi dalam berbagai kompetisi tingkat dunia, misalnya IIAF World U-20 Championships pada 2018 lalu.
Zohri juga pernah finis ketiga di Seiko Golden Grand Prix 2019 di Osaka, Jepang. Torehan itu membawanya berlaga ke Olimpiade Tokyo 2020 meski gagal membawa pulang medali.
Selain itu, Zohri juga berhasil meraih medali emas dan menjadi juara dunia pada Kejuaraan Dunia Atletik Junior 2018 yang berlangsung di Tampere, Finlandia. Ia berhasil mencatatkan waktu 10,18 detik di nomor 100meter dan mengalahkan dua pelari Amerika Serikat, Anthony Schwartz dan Eric Harrison.
Kompihub - Rupiah vs Dolar. Nilai tukar rupiah menguat ke Rp14.913 per dolar AS pada…
Tahun ini merupakan peringatan ke-25 tahun reformasi nasional. Peringatan Hari Reformasi Nasional pada 21 Mei…
Wisata Lembah Purba, Sukabumi, Jawabarat belakangan ini viral pada perbincangan media sosial karena memiliki beberapa…
Industri kripto tak lama lagi akan ada event Halving Bitcoin yang akan terjadi pada 2024.…
Kompihub - Tokoh penemu arus listrik adalah Thomas Alva Edison, dirinya adalah seorang pengusaha yang…
Obat penenang khusus hewan yakni xylazine belakangan banyak pengguna yang menggunakan narkoba tersebut di Amerika…